HaDe Menang Euy

Sungguh sangat tidak disangka, pasangan Ahmad Haryawan (PKS) - Dede Yusuf (PAN) berhasil unggul di pilkada Jawa Barat, hasil quick count menyimpulkan demikian. Lembaga-lembaga survei memberikan perolehan 38% hingga 40% bagi Hade, meninggalkan perolehan pasangan Agum Gumelar - Nu'man Abdul Hakim yang memperoleh 33% hingga 36%. Pasangan ketiga yaitu Danny Setiawan - Iwan Sulandjana memperoleh suara antara 20% hingga 27%.
Hade |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||| 38-40
Aman |||||||||||||||||||||||||||||||||||| 33-36
Da'i ||||||||||||||||||||||||||| 20-27
Kemenangan ini sangat mengejutkan karena kita tahu bahwa dalam momen-momen sebelumnya jarang sekali mesin politik PKS memenangkan pilkada. Selama ini PKS sudah cukup senang jika berhasil meningkatkan perolehan suara dibandingkan dengan Pemilu 2004 lalu. Orientasi semacam ini tampaknya bertujuan untuk membesarkan hati atas ketidaksanggupan memenangi pilkada yang bisa dimaklumi mengingat mesin politik PKS masih sangat muda jika dibandingkan dengan mesin politik partai-partai tradisional.

Dari sisi PAN, dalam beberapa kesempatan pilkada, calon yang mereka usung berhasil menjadi penguasa daerah. Namun tetap saja secara keseluruhan hasil yang mereka peroleh tidak begitu signifikan.

Kalau dilihat sepintas lalu, kampanye kasat mata pasangan Hade tidak banyak menebar baligo dan poster. Tentu hal ini jauh berbeda dengan kandidat lainnya yang jor-joran menebar media kampanye, Da'i menang di poster dan baligo, stiker Aman banyak di pintu angkot. Dari segi kampanye terselubung, pasangan Da'i tampak jor-joran menebarkan uang ke calon pemilih (namun hal ini dibantah oleh tim sukses Da'i), pasangan Hade tampaknya lebih serius menggarap kampanye door-to-door dengan membangun jaringan yang solid.

Hade menjanjikan pembangunan Jawa Barat secara signifikan, menekan angka kemiskinan, mengadakan pendidikan murah (wow!). Intinya, Hade menjanjikan perubahan. Dalam debat terbuka di Metro TV, pasangan Hade mengatakan jika nanti terpilih maka mereka akan langsung bekerja pada hari pertama, kemudian menyusun program seratus hari, satu tahun, dan lima tahun. Mereka juga menjanjikan akan menyusun rencanapembangunan Jabar bersama dengan universitas-universitas se-Bandung. Selama ini pemerintah daerah Jabar memang tidak serius memanfaatkan potensi yang tersimpan di banyak universitas di Jabar.

Pastinya janji itu adalah amanah. Jika Hade menginginkan perubahan maka mereka harus konsisten dengan janji-janji yang mereka ucapkan karena satu hal yang tidak berubah dari pemimpin-pemimpin kita selama ini adalah inkonsistensi atas janji-janji selama pilkada (sebuah hal yang membuat kita bosan).

Oh ya, hasil ini pilkada Jabar ini akan peringatan bagi walikota Bandung saat ini, Dada Rosada , apakah masih tetap maju di pilkada berikutnya atau tidak :)).

kredit foto: serpong.com

Comments

Saya juga sependapat dengan pendapat yang menyatakan bahwa dalam pemilu kali ini, masyarakat tidak terlalu mementingkan atau memperhatikan program kerja atau visi, misi calon. Tetapi yang mereka inginkan adalah sesuatu yang berbeda dan segar. Oleh karena itu, calon "incumbent" (pasangan nomer satu dan dua mempunyai unsur "incumbent") dan yang sudah malang melintang di dunia politik nasional (Pak Agum) tidak maksimal pencapaiannya.

Terus bagaimana kedepannya? Mudah mudahan dapat bekerja secara maksimal tanpa ada gangguan dari legislatif yang kemungkinan sebagian besar akan berasal dari partai selain PKS dan PAN :)
Anonymous said…
Mas Dading, kalau yang banyak gangguannya mah di Depok. Tahpapa itu anggota DPRD nya, kagak bermutu.

Saya mau ngucapin selamat buat Ust. Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf. Mudah2an bisa menjaga amanah dengan baik. Eh, tapi hasil resmi belum keluar ya? Maap...

BTW, makin banyak aja ya artis Indonesia yang coba-coba mengikuti jejak om saya yang gagah perkasa, Om Arnold di California sana. Hehehe...
Anton William said…
>trying to be someone
pendapat mas ding ada benernya juga. saya aja yang cuman hidup 6 tahun di ibu kota jabar, bandung, merasakan bandung itu stagnan, dekaden malah. jangan ngomong masalah software seperti moral deh, liat aja hardwarenya.

bandung tu makin macet, birokrasi bobrok (bikin ktp aja dipersulit dan mahalnya minta ampun), sistem transportasinya udah usang, jalanan bolong.

saya pernah jalan sama bapak saya di seputaran gedung sate. bapak saya sampai heran melihat jalan protokol di seputaran gedung sate yang sangat tidak terawat, padahal deket banget sama gedung kerjanya gubernur. pantesan sih, bapak saya nge-benchmark-nya sama kantor gubernur sumbar, ya jelas kalah lah rapinya :)).

oh ya, enam universitas besar dan terbaik di indonesia ada di jabar, tapi pemda jabar ga berkolaborasi baik dengan univeristas2 ini.

yo ah, dah males liat incumbent.

>edskywalker
ariel peterpan dah jadi walikota bandung :)). lha, politik modern itu khan masalah popularitas cenah.

urang rek bikin ktp, pak gubernur... gubernur dukung persib moal yeuh? nu peuting mah gubernur cinta damai eheuk eheuk eheuk..
Anonymous said…
I'm thinking about Gamawan Fauzi of Sumbar...

Dulu beliau bisa menang karena memang "sudah terbukti", yakni semasa menjabat bupati Solok. Jadi pemilih di Sumbar memang lebih mementingkan pengalaman ketimbang darah muda. Itu sebabnya Irwan Prayitno yang muda tak bisa berkutik. Di Jawa Barat, calon imcumbent dan calon tua mah tidak terlihat "bukti"nya, makanya kalah.

Tapi memandang Sumbar sekarang... Well, popularitas Gamawan sama seperti SBY. Bagus di awal, parah di akhir. Sekiranya ada pilkada di Sumbar saat ini, calon muda tampaknya bisa menang juga.
Anton William said…
>stillskywalker
ya tunggu masanya saja, sebagai konsekuensi pilkada gamawan memerintah selama lima tahun. masalah calon muda, pastinya masyarakat akan bercermin dari kiprah pasangan2 muda di tempat lain. fadel muhammad konon cukup sukses di gorontalo. hade gimana ya kira2?

nah, kalau "ahlinya" udah keliatan ga bisa apa2 :P.

Popular Posts