simPATI Turun Tarif, Denda Dibebankan ke Pelanggan

simPATI akhirnya melaksanakan hukuman penurunan tarif yang diberikan oleh KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha). Senin minggu ini tarif simPATI adalah Rp 25/detik untuk sesama pengguna Telkomsel, pada menit berikutnya tarif Rp 0.5/detik. Menyenangkan sekali sebagai pengguna simPATI. Harusnya tarif murah seperti ini sudah diberlakukan semenjak lama, kapitalis menyebalkan!

Tapi tetap saja Telkomsel ga mau rugi. Ternyata kebijakan tarif adalah layanan pilihan. Pelanggan harus milih, mau tarif murah atau menggunakan layanan tarif lama (yang mahal itu). Secara teori orang akan cepat berpindah ke tarif murah. Satu-satunya penghalang mungkin hanya bonus nelpon dan bonus sms yang sudah didapat dari kebijakan tarif sebelumnya (yang mahal itu). Pelanggan yang mau berpindah dari tarif lama (yang mahal itu) ke tarif murah kena biaya Rp 3000. Aje gile! Dengan membayar sebanyak harga ini jika seluruh pelanggan dalam dua bulan ke depan pindah ke layanan tarif murah maka Telkomsel akan meraup laba sebesar: 22 juta pelanggan X Rp 3000 sama dengan 66 milyar rupiah! Dana sebesar ini sangat berlebih jika digunakan untuk membayar sanksi denda sebesar 25 milyar yang diberlakukan oleh KPPU
.

Benar-benar aksi tidak mau rugi dari Telkomsel. Anda memang kapitalis sejati.

Yang harus diingat oleh pelanggan simPATI adalah masa promosi tarif murah hanya berlaku sampai Maret 2008. Tentunya tidak ada kepastian tarif setelah tenggat ini. Dengan begini saya semakin setuju dengan usul bebas migrasi ke operator manapun dengan untuk nomer telepon genggam yang sama, demi kemaslahatan pelanggan telepon seluler di Indonesia. Singapura bisa, kenapa Indonesia tidak?

Comments

Anonymous said…
Lha kan kapitalisnya Singapur? Mereka yang punya saham di Telkomsel kok.

Salah satu poin keputusan komite pengawas persaingan usaha (KPPU), STT Telecom singapura harus melepas saham di salah satu dari 2 perusahaan Indonesia yang dia punya: Telkomsel atau Indosat. Kalo ini dijalankan dan Indosat dilepas, awak pasti balik ke nomor Indosat yang lama.
Anton William said…
Pelaku dan penginisiasi sama-sama dianggap kriminalis :D. BTW si satu dah turun tarif ke 0.1, wek! berarti bisa dibayangkan betapa tarif itu sebenarnya bisa sangat murah! Dan beberapa tahun belakangan konsumen benar-benar di bodohi.

Mana neh fungsi pemerintah sebagai pengawas? Ah, peduli apa pemerintah, yang penting pajak pendapatan masuk ke kas negara, ga peduli rakyat kejepit.

Popular Posts