Ayat-ayat Cinta dan Winnetou

Belum habis bab terakhir Winnetou I saya malah membaca Ayat-ayat Cinta dan menjadikannya teman dalam dua hari. Padahal di saat yang sama Old Shatterhand dan Winnetou tengah berusaha memerangkap Santer dan pasukan Kiowa di celah sempit. Saya membaca Ayat-ayat Cinta saat malam hari.

Menurut saya novel ini adalah master piece dan akan menjadi salah satu magnum opus pengarangnya. Alur cerita yang runut dan gaya bertutur yang baik dengan latar cerita negeri Mesir yang eksotik menjadikan novel ini enak dibaca dan menyegarkan. Tidak jarang pengarang menyitir ayat-ayat suci untuk menjelaskan suatu masalah. Seringnya ayat-ayat ini pas sekali untuk mendukung argumen-argumen yang ada.

Ayat-ayat Cinta telah dibuat versi filmnya. Mungkin dalam waktu dekat akan edar di bioskop. Sangat menarik melihat bagaimana usaha film ini menggambarkan apa yang diceritakan dalam novel. Sebagai parameter keberhasilan kita lihat saja apakah Fahri akan melotot ketika berdiskusi dengan Aisyah ketika isyah memintanya menikahi Maria? Jika ya, berarti film ini gagal, karena menurut saya wajah Fahri akan tenang dalam diskusi ini.

Terlepas dari bagaimana penggambaran versi film, saya pikir karya ini memang layak menjadi bacaan anak muda Indonesia. Jika Winnetou ditulis oleh seorang gila maka Ayat-ayat Cinta ditulis oleh orang yang sangat waras. Salam buat Habiburrahman el Shirazy, penulis Ayat-ayat Cinta.

Comments

Iman Brotoseno said…
kita membutuhkan orang orang waras didunia yang semakin gila
ismansyah said…
Sesaat setelah selesai membaca novelnya, aku protes kenapa karakter Maria dibuat meninggal dalam cerita itu. Tapi setelah mendengar langsung penjelasan pengarangnya jadi lega, oo gitu toh..hehehe

btw dah selesai baca?
Anonymous said…
Ayat-ayat Cinta... novel yang awak tamatkan dalam waktu satu malam. Nggak merasa ada yang istimewa sih, cuma pengen ketemu sama cewek yang seperti Aisha itu...

Denger-denger, filmnya malah nggak bagus dan banyak yang kuciwa. Nggak heran lah, di dunia film banyak faktor lain -selain cerita- yang memengaruhi kualitas.
Anton William said…
> Pak Iman
Jadi inget puisi "Jaman Edan". Tapi saya ga mau jadi edan ah... :)

> Isman
Lho kenapa protes, man? Buat aku dah pas kok. Tergoda punya istri dua, dan dua-duanya baik hati, ya, Man? Hehe, becanda ding, satu aja belum dapet :)). Emang kata pengarangnya kenapa Maria diceritakan meninggal? Kasih tau dong rahasianya :P

> Eddy
Tentunya istimewa atau tidak adalah hal yang relatif, seperti relatifnya kecepatan sebuah benda dilihat dari dua pengamat yang berbeda :)). Lha, milih pengen ketemu Aisha, bukan yang lain, hayo? Belum liat filmnya, baru liat video klipnya euy.
Anonymous said…
Ass. novelnya luar biasa, ini novel cinta, juga novel dakwah, juga novel fiqih, juga novel jadi tdk semata romantika cinta, tapi sangat disayangkan filmnya, GAGAL ,kenapa gagal karna alasan bang Anton tulis diatas. silahkan liat cuplikannya di http://www.ayatayatcintathemovie.com/ di cover depannya aja udah menggambarkan KEGAGALAN. Sy tdk ingin nonton deh, dosa.

Popular Posts