Presensi: Hadir!

Gilingan! Udah tiga bulan kaga ngeblog, jadi banyak ketinggalan perkembangan blogsphere. Banyak juga bahasan yng terlewatkan, ribut-ribut hilal, lewat, pesta blogger, lewat, BEJ bikin rekor baru, lewat :D.

Gilingan! Berpindah dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah bikin ga stabil, ini penyebabnya. Ibarat ikan laut dalam, kalau dibawa ke permukan bakal meledak, soalnya tekanan lingkungannya bakalan lebih rendah ketimbang tekanan waktu si ikan ada di dasar lautan.

Makanya waktu itu pengen banget pulang, maka pulanglah saya lebaran ini ke Bukittinggi. Wuih, di Bukittinggi semua keinginan dijabanin: yang paling nyenengin sih gelut sama adek, di-smekdon-in, setelah puas baru saya ajakin round-round deh :D. Anak-anak 3.1 juga saya komporin biar pada bikin buka bareng. Kalau sama anak British cuma ketemu Kojek, Maco, Kabun, Cip. Tapi, pastinya, jalan bareng Koyok, ke Jam Gadang malam-malam liatin orang-orang-kaya-buang-buang-duit-bakar-kembang-api, seru juga! Abis itu langsung deh mampir ke martabak mesir Simpang Yarsi, sedap, soalnya ada yang mau menebus janji; mau traktir saya pakai uang gajian dia. Puas deh pulang ke Bukittingi, Home is where the heart is.

Berikut: Mulai deh serius2nya :D

Comments

Iman Brotoseno said…
setuju, home is where the heart is..saya rindu Jogja
Anonymous said…
Naon tah gilingan-gilingan?
Anton William said…
>Pak Iman: konon jogja dan bukittinggi sama-sama pernah jadi ibu kota negara ini. Kalau ga salah ketika sekutu menculik soekarno sebagai kepala negara di ibu kota negara, Jogja, lalu dimintalah beberapa orang untuk membentuk ibu kota darurat di Bukittinggi. Saya juga pernah ke Jogja, namun hanya transit :P.

>Edwards: Gilingan artinya gila, gilak, gelo. Gilingan saya catut dari Google :D.

Popular Posts