Tim Riset Hilal Himastron

Hari Selasa, 17 April lalu saya berpapasan dengan Oji, Andang, dan Ichwan, di tangga jurusan. Tadinya saya tidak ngeh sama sekali sampai akhirnya Oji manggil. “Kita berangkat ya”, kata Oji. Saya heran, mereka mau berangkat ke mana? “Ke mana?”, sahutku. “Ke Jogja”, balas mereka. “Kita udah janjian sama Pak Mutoha”, kata Oji. Wow! Tim Riset berangkat Jogja! Sekali lagi, wow!

Dua Bulan yang lalu saya masih bergabung dengan Tim Riset Hilal Himastron. Tapi karena suatu pilihan yang sifatnya genting dan penting jadilah saya mundur dari tim ini. “ga sayang kalau mundur? Ini kan cita-cita kalian”, tanya Oji waktu itu. Ya, terus terang kita (saya dan dua rekan lainnya) merasa berat untuk meninggalkan Tim Riset ini. Kita berat untuk meninggalkan mimpi yang menjadi nyata ini. Sebelumnya melakukan riset sendiri adalah cita-cita anggota Himastron. Kita gagal mewujudkannya karena ketiadaan dana, padahal kita punya semangat 45 :D. Sekarang? dana sudah ada dan jadual kerja sudah siap, riset tinggal jalan! tapi saya mundur.

Akhirnya anggota Tim Riset berubah. Pada awalnya anggota Tim Riset yang baru agak kelimpungan menghadapi pergantian ini. Pengamatan pertama dilakukan di Observatorium Bosscha dan Menara Mesjid Agung. Mereka tidak mendapatkan data karena mendung. Pengamatan harus diulangi, sesuai rencana, satu bulan berikutnya.

Dan pilihan jatuh ke dua lokasi, Jogja dan Pelabuhan Ratu. Dua-duanya sangat jauh dari Bandung. Sambil membawa instrumen yang mahal (bawa CCD ke tempat asing tidak pernah dilakukan oleh Himastron sebelumnya), dan seonggok cita-cita, mereka berangkat. beberapa hari pengamatan mereka masih belum mendapatkan data. “Oji sampai pusing soalnya sampai sekarang belum mendapatkan data”, kata Ikis sepulang dari Jogja. Sesuai rencana, bulan depan mereka harus melakukan pengamatan lagi, mungkin ini kesempatan terakhir dalam rencana riset ini.

Tapi mereka tidak melakukan hal yang sia-sia. Mereka telah mencoba, dan mereka memiliki pengalamannya. Saya yakin walaupun nanti hasil terburuk terjadi tetapi mereka mendapatkan banyak pelajaran. Dan juga proposal ini masih bisa dilanjutkan!

Saya juga jadi teringat dengan perkataan saya sendiri sekitar 3 tahun lalu bahwa. “Jika kita berusaha mewujudkan cita-cita, bisa jadi bukan kita yang akan menikmatinya melainkan orang lain setelah kita”. Kata-kata itu saya ucapkan dalam konteks yang berbeda. tetapi kalimat itu bermakna sama dan bisa dibandingkan dengan kegiatan Tim Riset Himastron.

Saya bangga, karena mereka berhasil mewujudkan cita-cita yang selama ini kita bicarakan dalam rapat-rapat. Saya bangga, bahwa memang cita-cita itu bisa diwujudkan. Saya bangga, bahwa mereka berani dan masih terus melakukan usaha ini. Saya bangga, bahwa mereka telah mencoba dan membuat sejarah. Luar biasa. Jaga terus momentum ini dan semoga berhasil.

Comments

o'neill said…
hubungan dengan gambar "urang itam"
Anonymous said…
wessss.. blog baru boss? kenapa masih kosong ya? kekekeke... isi dong boss..

Popular Posts