Mitos: Cowok Berpayung

Hujan lebat kembali mengguyur Bandung, padahal saya harus berangkat ke kampus. Jarak dari kontrakan ke jalan raya tempat angkot melintas sekitar 100 meter. Akhirnya sambil menunggu hujan reda saya mengobrol dengan teman di teras. Obrolan berkisar tentang masalah renovasi yang sedang terjadi di tempat kontrakan.

Seperempat jam menunggu, kesabaran saya habis, saya harus ke kampus sesegera mungkin sebelum pak freddy menutup pintu ruang 9133. Saya ke kamar mengambil tas dan mengenakan sepatu. Sepatu memang solusi yang tepat untuk melindungi kaki selama menempuh jalanan Bandung yang selalu becek kalau hujan. Sesaat sebelum melangkah kaki ke luar dari tempat kontrakan, saya mengeluarkan payung biru dan segera mengembangkannya. Kemudian si teman mengobrol tadi, teriak: "Ngapain sih pakai payung segala?". Hahahahaha.. saya tertawa di dalam hati, tidak menjawab teriakannya, lalu melangkah pergi. Jawabannya lain kali saja ya :P.

Saya tahu, ada pendapat yang berkembang di masyarakat kita bahwa cowok itu tidak pantas pakai payung.

Tapi pendapat di atas hanya mitos belaka. Tidak benar seorang cowok disebut gentle-boy kalau berani berjalan di tengah hujan tanpa menggunakan payung. Mitos, itu! Semacam dengan mitos kalau cewek cantik itu adalah cewek yang berkulit putih. Biasa aja dong, kalau hujan kita pakai payung untuk melindungi tubuh dari kebasahan? Ya, nggak?

Kira-kira kenapa mitos ini muncul? Saya tiada tahu, tidak ada alasan yang masuk akal saya untuk memaklumi mitos ini :D. Beda dengan mitos cewek-cantik-berkulit-putih (Isman banget.. Hahahahaha) yang diciptakan supaya produk kosmetik pemutih tubuh laku di pasaran. Nah, kalau mitos cowok berpayung?

Mungkiiin, cowok-cowok terobsesi dengan lirik lagu Foolish Game milik Jewel:
You took your coat off and stood in the rain,
You were always crazy like that
I watched from my window,
Always felt I was outside looking in on you..
halah.. halaaaaah... Get real, boy!

Comments

Popular Posts