Heran..

Saya heran, di jaman susah seperti sekarang masih ada saja orang yang mencoba mengemukakan tesis-tesis basi mengenai peradaban modern. Seolah-olah peradaban modern itu adalah solusi tunggal untuk semua kelompok.

Tapi saya paham bahwa ini adalah cara kerja sebuah penguasa peradaban. Mereka menguasai sumber-sumber ilmu, kemudian dengan sesuka hati melakukan pembelokan atas fakta-fakta yang ada. Kemudian mendikte masyarakat yang buta atau dibutakan.

Kita sudah paham bagaimana budaya bangsa ini dirusak dengan orang-orang pintar yang ditarik untuk belajar di universitas besar di kota-kota pusat pengetahuan, kemudian dicekoki suatu pemahaman baru dan diajarkan bahwa budaya asli mereka adalah bodoh, sesat. tetapi selalu ada orang-orang pintar yang berkata tidak lalu kembali ke pangkuan bangsa, mengabdi secara sederhana.

Padahal jika kita perhatikan lebih jauh kesalahan bukan pada budaya luhur kita, tetapi kesalahan ada pada kita yang melarikan diri dari budaya kita sendiri. Kita sendiri yang jarang berinovasi memperbaiki kualitas kehidupan kita, kita hanya menunggu produk-produk (software maupun hardware) bikinan orang lain.

Korupsi misalnya, bukanlah anak dari budaya luhur kita. Bukankah budaya luhur kita meminta agar kita selalu memegang teguh kejujuran? Korupsi begitu parah di Indonesia akibat ketamakan kita. Padahal, lagi-lagi, budaya kita tidak memperbolehkan ketamakan.

Lantas seorang yang baru datang dari negeri jauh mengatakan bahwa negeri kalian terjangkit korupsi, korupsi sudah membudaya, budaya kalian buruk harus direkayasa ulang. Gantikan saja dengan budaya kami yang terbukti lebih maju.

Kemudian kita manut dan nurut, demi memperbaiki harkat dan martabat. Kita seolah-olah harus mengejar ketertinggalan kita dari asing. Kata tertinggal di sini dipatok sendiri oleh asing, kemudi ada pada mereka.

Payah! Makanya kita harus paham dulu dengan budaya kita sendiri biar kita tidak didikte oleh orang lain. Kita harus berdiri dengan kaki kita sendiri.

Oh iya, ingat pelajaran PMP? Bahwa budaya kita harus dipertahankan dan budaya asing harus disaring? Sayangnya kita tidak pernah melakukannya. Alih-alih kita malah lebih senang meniru kebejatan budaya lain.

Comments

Iman Brotoseno said…
Korupsi bukan budaya kita ? tapi kenapa sejarah raja raja nusantara selalu erat dengan budaya kekerasan, intrik, wanita, ketamakan harta dan juga korupsi ?
Anonymous said…
Hmm.. benar juga mas, menurut cerita memang kerajaan nusantara cukup identik dengan penyelewengan kekuasaan dan kekayaan.

Zaman kerajaan Mesir dan Yunani kuno pun korupsi telah terjadi. Korupsi hadir di setiap zaman.

Tetapi tetap saja dalam konteks kemasyarakatan, korupsi pada zaman itu adalah sebuah penyelewengan dari apa yang telah digariskan secara umum.

Nah, kita tidak bisa menyebut sebuah "penyimpangan" perilaku segelintir manusia sebagai budaya. IMHO :). Apakah sekarang kita sudah menerima korupsi sebagai hal yang biasa? Waduh.. Gawat kalau iya.

Bagaimana kalau bikin film tentang korupsi saja, mas? Saya kira penyandang dananya akan banyak.. :D

Popular Posts